Tudingan Ketua KPU Meninggal karena Diracun Dinilai Biadab
![]() |
Penampakan yang disebut wajah terakhir almarhum Husni Kamil Malik. (Facebook/ Cut Meutia Adrina) |
Sontak saja postingan tersebut langsung menuai banyak tanggapan dari para netizen yang melihat tulisan tersebut. Tudingan dinilai sesuatu yang sangat biadab dan tidak beradab.
Anggota Komisi II DPR Rahmat Hamka berharap agar semua pihak dapat menjaga perasaan pihak keluarga yang ditinggalkan, terlebih keluarga besar Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, kalau ingin sedikit lebih jernih berpikir bahwa kalau memang ada kejanggalan-kajanggalan yang terjadi atas kepergian Husni Kamil maka sanak keluarganya juga dari para koleganya di KPU akan bisa merasakan hal tersebut. Ia meyakini, mereka tidak akan tinggal diam karena berinteraksi langsung dengan almarhum.
"Tapi anehnya, yang ribut dan banyak beri komentar kurang nyaman justru dari pihak yang tidak sepatutnya dan sepantasnya,'' kata Rahmat, di Jakarta, Ahad (10/7), seperti diberitakan Republika.
Untuk itu, ia meminta agar dapat segera dihentikan cara-cara yang kurang beradab. Apalagi, kata dia, kalau keluarga dan koleganya sudah menyampaikan juga secara terbuka tidak perlu dilakukan otopsi.
Mengenai dari pihak RSPP yang tidak menyampaikan penyebab meninggalnya Husni kepada pihak lain secara terbuka, lanjut Rahmat, harus dipahami bahwa mereka hanya punya kewajiban menyampaikan kepada pihak keluarga saja. Ia yakin, pihak keluargapun sudah diberitahu secara langsung tentang hal tersebut.
'Jadi janganlah hal tersebut kemudian jadi alibi seolah-olah ada kejanggalan, apalagi dikaitkan dengan kondisi jasad Almarhum yang tidak berdasar dan sangat menyesatkan, karena hanya dari asumsi saja,'' ujarnya.
Sebelumnya kolega almarhum Husni, Hadar Nafis Gumay yang juga komisioner KPU mengklarifikasi kabar sumir soal penyebab meninggalnya Husni Kamil Manik yang dinilai beberapa pihak tidak wajar. Bahkan ada yang tega mengaitkan meninggalnya Husni dengan dugaan diracun.
"Saya kira tidak melihat ada yang aneh, kami dengan pihak keluarga telah berkomunikasi denga pihak rumah sakit. Mereka telah menjelaskan secara detil mengapa Pak Husni meninggal dunia, Saya kira kabar itu tidak betul," jelas Hadar, Minggu (10/7) pagi, seperti diberitakan Detikcom.
Hadar menambahkan, jika ada pihak yang menganalisis seperti itu tidak lebih dari hanya sekadar berspekulasi apalagi dikaitkan dengan dugaan hasil pemilu.
"Itu sama sekali tidak benar, hasil pemilu dimana kecurangannya? Kami bekerja sebagai profesional, transparan dan sangat terbuka, Jadi kenapa kemudian ada Ketua KPU kemudian meninggal dikaitkan kesana? Ini kan tidak tepat dan dangkal," tuturnya.
Komentar
Posting Komentar