Mengenal Serda Yogi Risci Sirait, Korban Tewas Heli yang Jatuh di Sleman

Serda Yogi Risci Sirait, korban heli jatuh di Sleman
Serda Yogi Risci Sirait, korban heli jatuh di Sleman. (Instagram )
Pada Jumat (8/7/2016) sekira pukul 15.15 Wib, Helikopter Bell 205 Skadron 11/Serbu Puspenerbad No. Reg HA-5073 yang ditumpangi Serda Yogi Risci Sirait, mengalami kecelakaan. Ia bersama dua penumpang lain, Letda CPN Angga Juang Prastama dan warga sipil Fransisca Nila Agustin tewas usai heli tersebut menimpa rumah warga di Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Serda Sirait merupakan mekanik heli dikenal pintar. Sosoknya yang pandai bergaul juga masih terkenang di ingatan Lintang Sunarko (22) sahabat kecilnya. Lintang tak percaya bahwa teman sekaligus tetangganya itu pulang dengan bersama kabar duka. Padahal, sebelum puasa kemarin dia baru saja bertemu dan berbincang.



Dia bercerita mengenai cita-cita Yogi yang ingin menjadi anggota kepolisian dan mengikuti tes melalui jalur bintara. Namun gagal. Yogi tidak patah arang. Dia lalu mencoba untuk banting stir menjadi tentara dengan mendaftar calon Bintara PK 22 pada 2015.

Di situlah Yogi diterima dan menjadi lulusan terbaik di angkatannya di Bintara PK 22 Scuadron 11 Serbu Angkatan Darat. Bagi Lintang, prestasi yang didapat sahabatnya itu tidak begitu mengejutkan. Sebab, Ucok, sapaan akrab Yogi, sudah memiliki sederet prestasi dan pengalaman kepemimpinan organisasi semasa sekolah dulu.

Yogi adalah sosok yang rajin, pintar, serta pandai bergaul. Bahkan ketika, SMA dulu ia aktif sebagai ketua MPK di SMAN 1 Cibinong.

"Dari kelas III SD sampai Kelas 3 SMA. Tiap hari berangkat pergi pulang bareng-bareng. orangnya rame, senangnya bercanda. Kalau ada dia pasti rame," kenang Lintang.

Dia mengatakan Yogi Rizky Sirait merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Di antara kakak-kakaknya itu hanya Yogi yang memilih karir di militer.

"Korban anak bontot. anak pertama profesinya pegawai swasta, anak kedua bidan. Bapaknya tentara mungkin korban jadi tentara karena mau ikuti jejak ayahnya," tutur Lintang.

Hingga kini Lintang masih tidak percaya dengan kabar duka yang dia terima sejak pukul 4 sore, Jumat kemarin. "Kehilangan banget, dia (korban) temen sekolah bareng. Kebetulan korban jadi tentara, jarang pulang. Nah pas pulang ternyata dapat kabar duka," ujar dia.

Teman seangkatan Yogi, Serda Bayu Fajar mengenang almarhum sebagai sosok yang ceria. Dia bercerita tentang kepribadian Serda Yogi yang penuh toleransi dan teliti dalam melaksanakan tugasnya sebagai perwira avionik.

"Dia (Almarhum Yogi) orangnya ceria, tidak sombong, meski berbeda keyakinan dia sangat menghargai satu sama lainnya. Di kedinasan dia di bagian Avionik, orangnya rajin dan teliti," cerita Serda Bayu mengenang Almarhum.

Salah seorang rekan seangkatan Almarhum Serda Danung turut mengenang Serda Yogi semasa hidupnya. Mengingat ketelitian Serda Yogi, dia yakin kecelakaan kemarin bukan karena human error.

"Kita beda pleton, dia di pleton 2 saya di 1, tapi kita satu barak. Kalau peristiwa kemarin mungkin karena faktor cuaca bukan masalah teknis. Karena saya mengenal dia orangnya teliti," ucap Serda Danung.

Puluhan Anggota TNI AD berdatangan ke rumah duka korban di Gang Berkah RT 9/4, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Rencananya, jenazah almarhum bakal dikebumikan di TPU Kalimulya III, Cilodong, Depok.

Ibunda mendiang Serda Yogi Risci Sirait, Mangita Simarmata (65) terus berurai air mata menangisi kepergian putra bungsunya. Paman Serda Yogi, Hasudung Situmorang bercerita tentang cita-cita almarhum semasa hidupnya yang ingin sekali membahagiakan ibundanya.

"Yogi merupakan keponakan kami, dan sebelumnya lebih dulu ditinggal oleh sang ayah 3 tahun lalu. Jadi dia ini sangat sayang dan ingin membahagiakan ibunya," cerita Hasudung di rumah duka, Gang Berkah, RT 009/04 No. 58, Kalibaru, Cilodong, Kota Depok, Sabtu (9/7/2016).

Baca Juga: Ini Foto Serda Yogi Risci Sirait di Helikopter Sebelum Tewas

Hasudung bercerita, akan cita-cita almarhum yang sangat ingin membawa pulang ibunya ke kampung halaman di Samosir, Sumatera Utara. Niat itu direncanakan pada akhir tahun 2016.

"Akhir tahun ini dia berulang tahun, dia juga bercita-cita ingin membawa ibunya pulang ke kampung tempat kelahiran ibu dan bapaknya," tutur pamannya.

"Dia juga sempat berjanji kepada ibunya, jangan meninggal sebelum Yogi menikah," kenangnya.

Persis setahun sebelum kecelakaan, Serda Sirait pernah mencuit di Twitter tentang helikopter.

"ketika helikopter sudah mengangkat badannya 0,01 mm dari landasan berarti kau sudah menyerahkan nyawa mu di heli itu (risiko di penerbangan)," tulis Serda Sirait dalam akun Twitter-nya pada 8 Juli 2015.



Sebelum berangkat menggunakan helikopter dari Bandara Adi Soemarmo, Serda Sirait juga mengunggah fotonya di helikopter. Lewat foto yang diunggah ke Instagram itu, dia mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pamer Foto Saat Jadi DJ, Puting Payudara Amel Alvi Mengintip

Putri Wulan Guritno, Shaloom Razade Pamer Foto Berbikini, Netizen Terkejut

Jokowi: Husni Kamil, Sosok yang Sangat Sederhana dan Berintegritas