Mengenal Helikopter Jenis Bell 205 yang Jatuh di Sleman
Helikopter Jenis Bell 205 A1. (Istimewa) |
Di dalamnya terdapat 5 personil TNI Angkatan Darat dan 1 warga sipil. Tiga orang menjadi tewas akibat insiden ini termasuk warga sipil bernama Fransisca Nila Agustin.
Helikopter itu dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat, Bell, yang diberi tipe Bell 205. Helikopter ini dikenal juga dengan sebutan Huey. Bell 205-A1 merupakan versi sipil dari helikopter legendaris perang Vietnam, Bell UH-1 Iroquois (Huey).
Helikoper ini berkapasitas 1 pilot, 1 ko-pilot dan penumpang maksimal 12 orang. Jumlah penumpang berkurang jika digunakan untuk mengangkut logistik. Berat maksimal helikopter saat tinggal landas seberat 9.000 pounds (4000 kg). Kecepatan maksimal 217 km/ jam. Sedangkan daya jelajahnya adalah 500 km.
Ketinggian operasional maksimal helikoper ini 19 ribu kaki dari permukaan laut atau sekitar 5900 meter dari permukaan laut. Bell 205 mulai diterbangkan pertengahan 1950-an dan menjadi tulang punggung pasukan Amerika Serikat (AS) saat Perang Vietnam.
Di Indonesia, Helikopter ini dibeli TNI pada dasawarsa 1970-an. Bell 205 A-1 menjadi kekuatan skadron udara 11/Serbu Penerbad bermarkas di Semarang, Jawa Tengah. Dilansir Indomiliter, tahun 1977 - 1978 18 unit Bell 205 A-1 dibeli secara second (bekas) dari pasar penerbangan sipil di AS. Jadi pesawat-pesawat tersebut usianya sudah cukup tua. Rata-rata 40 tahun lebih.
Baru kemudian setelah didatangkan ke Tanah Air, heli disulap ala jagoan film "Tour of Duty" di hangar IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia). Bell 205 A-1 dikonversi menjadi UH-1 dengan konfigurasi militer, berupa tempat duduk disesuaikan untuk juru tembak pada door gun, serta instalasi dudukan untuk senapan mesin FN MAC GPMG kaliber 7,62 mm pada pintu kanan dan kiri.
Merujuk ke sumber di majalah Angkasa edisi Juni 1995, disebutkan Penerbad akan mendapat tambahan 20 unit heli Bell 205 A-1 dari AS yang nantinya akan dikonversi menjadi versi UH-1.
Meski kini Penerbad telah dibekali versi Bell yang lebih maju, yakni NBell-412 dengan dua mesin serta 4 bilah baling-baling, tapi nampaknya keberadaan Bell 205 A-1 punya kesan tersendiri. Heli ini telah menjadi tumpangan setia bagi Kopassus dalam beragam gelar operasi.
Dilansir Rappler.com, insiden jatuhnya helikopter Bell 205 A-1 bukan lah yang pertama terjadi pada tahun 2016. Sebelumnya pada tanggal 20 Maret, helikopter milik TNI AD jenis Bell 412 EP dengan nomor registrasi HA 5171 jatuh di atas perkebunan di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso, Pesisi, Sulawesi Tengah.
Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Tatang Sulaiman menyebut helikopter itu jatuh diduga akibat cuaca yang buruk, yakni dalam kondisi hujan.
“Penyebab kecelakaan sementara diduga karena faktor cuaca. Cuaca di sana mendekati pendaratan di stadion sepakbola di Poso itu dalam keadaan hujan,” ujar Tatang di Mabes TNI, Cilangkap.
Helikopter diketahui berangkat dari Desa Napu menuju ke Poso sekitar pukul 17:20. Tetapi, sekitar pukul 17:55 helikopter jatuh di atas perkebunan.
Akibat insiden itu, sebanyak 13 anggota TNI AD meninggal dunia, termasuk Kolonel Infantri Saiful Anwar yang menjabat sebagai Danrem 132 Tadulako. Tatang pun membenarkan semua personil TNI AD di dalam helikopter itu tengah memburu kelompok teroris Santoso.
Komentar
Posting Komentar