BPK Bantah Kirim Parsel Mewah ke Anggota DPR Abdul Kadir Karding

Parcel mewah untuk anggota DPR dari F-PKB Abdul Kadir Karding
Parcel mewah untuk anggota DPR dari F-PKB Abdul Kadir Karding. (Detikcom)
Sebuah parsel mewah dikirim oleh 'BPK' ke anggota Komisi III DPR yang juga Sekjen PKB Abdul Kadir Karding. Di dalamnya, terdapat barang pecah belah, handphone Samsung Galaxy Note 5, dan wireless charger merek Samsung. Menempel parsel itu, terdapat kartu yang menerangkan pengirimnya adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ada lambang BPK di kartu itu.



"Kami mengucapkan terima kasih (atas adanya kiriman parsel tersebut). Tapi sesuai dengan aturan maka saya, Abdul Kadir Karding tidak bisa menerima pemberian parcel dari pihak mananpun. Abdul Kadir Karding adalah salah satu pejabat publik (Anggota DPR) sehingga wajib hukumnya menghindari pemberian-pemberian parcel seperti itu," papar Abdul Kadir Karding melalui keterangan tertulis, Senin (1/7/2016), seperti diberitakan Detikcom.

Karding menambahkan, dalam waktu dekat akan segera mengembalikan parsel tersebut. "Saya mohon maaf harus mengembalikan parsel tersebut. Saya tidak boleh menerima itu karena menyangkut etika," katanya.

Karding mengaku baru tahu informasi soal parsel tersebut yang beredar menyatakan bahwa parcel itu dikirim oleh BPK dari awak media. Karding menyebut, dalam beberapa hari terakhir sampai saat ini sedang melaksanakan tugas di Palu.

Selama ini, kata Karding, dirinya mengemban amanat tugas di Komisi III DPR. "Sehingga tidak ada hubungannya dengan BPK," kata Karding.

Menurut Karding, dari segi alamat pengiriman parsel juga keliru. Sebab, Ia sudah tidak bertempat tinggal di apartemen Permata Hijau. "Saya sudah sejak tahun 2014 bertempat tinggal di Perumahan DPR di Kalibata," ucapnya.

BPK membantah jika parsel tersebut dikirim atas nama institusi. "Secara institusi BPK tidak pernah mengirim parcel tersebut," ujar Juru Bicara BPK Yudi Ramdan melalui pesan singkat, Jum'at (1/7/2016) pagi.

Namun, di atas parsel tersebut tertera dengan jelas bahwa pengirim parsel adalah BPK. Dalam surat tersebut juga terdapat kop surat resmi BPK. Sekali lagi, BPK membantah soal ini.

"Kami juga tidak pernah mencetak kartu tersebut," kata Yudi.

Yang jadi pertanyaan jika itu bukan pemberian BPK, mau dikembalikan ke mana parsel mewah itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pamer Foto Saat Jadi DJ, Puting Payudara Amel Alvi Mengintip

Putri Wulan Guritno, Shaloom Razade Pamer Foto Berbikini, Netizen Terkejut

Jokowi: Husni Kamil, Sosok yang Sangat Sederhana dan Berintegritas