Kronologi Sapu Angin ITS Gagal Ikut Lomba DWC di London
![]() |
| Tim Mobil Sapu Angin ITS di EcoShell Marathon Challenge DWC, London. (ITS) |
Seperti diketahui, DWC adalah ajang mempertemukan juara-juara lomba mobil hemat bahan bakar se-dunia di Inggris. Dalam hal ini Tim Sapuangun ITS berstatus sebagai juara Asia Pasific karena menjuarai Shell Eco-marathon Challenge Asia 2016 di Filipina, sehingga datang disana tidak hanya sekedar mewakili Indonesia. Selain ITS, wakil Indonesia yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Total ada 5 tim dari Asia.
Namun bencana terjadi. Sapu Angin terbakar saat tiba di London, Minggu siang, 26 Juni 2016. Tak diketahui penyebabnya padahal mobil sudah dikemas sehati mungkin sebelum dikirm. Lagipula, mengirim mobil lomba ke luar negeri sudah merupakan suatu hal yang biasa untuk ITS. Lagipula, saat mengirim mobil pada lomba di Manila, tak ada masalah.
Dilansir dari akun Facebook ITS, mobil terbakar yang masih ada dalam peti kemasnya tidak boleh dibongkar karena masih dalam status penyelidikan. Hanya approval dari Fire department lah yang akan memberi clearance apakah mobil tersebut dapat dikeluarkan ataukah tidak. Belum selesai sampai disitu, panitia lomba pun sudah menetapkan bahwa Tim ITS tidak dapat mengikuti lomba karena kerusakan parah yang dialami.
Dipandu Ir. Witantyo M.Eng.Sc., dosen pembimbin yang ikut menemani 7 mahasiswa, tim mencoba merakit ulang Sapu Angin dalam 2 hari yang tersisa. Mereka masih dapat memanfaatkan kembali mesin dan bagian belakang kendaraan yang nyaris masih utuh kecuali sistem pengkabelan yang hangus. Mobil kemudian dinyatakan lolos dalam pemeriksaan teknis dan mendapatkan kesempatan untuk layak jalan (valid run).
![]() |
| Tim Mobil Sapu Angin ITS sedang membangun ulang. (Metrotvnews.com) |
Namun keputusan panitia pada Minggu (3/7) siang menyatakan Sapu Angin banyak mengalami perubahan (major change) dan tidak diperbolehkan mengikuti lomba.
Rektor ITS Prof Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD., lalu meminta penjelasan detail terhadap kasus yang menimpa tim ITS kepada panitia lomba.
"Mobil kami memang terkena musibah terbakar, dan dengan semangat yang tinggi mahasiswa telah berhasil mewujudkannya kembali dalam segala keterbatasan, sekaligus telah mengalami uji lintasan sebanyak dua kali. Jika kemudian hasil akhirnya tetap tidak bisa ikut race, mohon disampaikan dan diinformasikan dengan baik kepada kami alasan-alasan terhadap keputusan itu," tulis surat rektor, seperti dikutip dari Detikcom.
Joni perlu menyampaikan surat itu agar semangat juang yang telah ditunjukkan mahasiswa tidak pupus. Karena itu alasan yang rasional, kenapa Sapu Angin tidak diperbolehkan melaju perlu buat kami, sebagai bahan pembelajaran jika dikemudian hari ada lomba serupa digelar.
"Apa pun hasilnya tim Sapu Angin sudah menunjukkan yang terbaik. Mampu dalam waktu singkat dan bekerja dalam tekanan yang luar biasa, mewujudkan kembali mobil Sapu Angin dari sisa-sisa material mobil yang terbakar. Kami tetap mengapresiasi dan Sapu Angin sudah menjadi juara," kata rektor.


Komentar
Posting Komentar